Harap tinggalkan pesan

8 Bulan Di Jeruji Besi, Pulangnya Raup Gelar Master


Sosok-TuturNTB- M. Suhaili, S. Pd I, M. Si (40)  adalah salah satu dari orang sukses yang pernah mencoba keberuntungan di negeri jiran Malaysia.

Pria kelahiran 1978, di Batu Belek, Desa Janapria ini cerita panjang lebar pengalamannya waktu di Malaysia sebelum bercerita sederet kiprahnya mengenyam dunia pendidikan.

Berangkat bersama 99 orang dalam satu rombongan pria tamatan SMPN 2 Janapria ini malah ditimpa nasib kurang sedap, dimana diujung perjalan mereka harus menempuh jalur berlumpur sepanjang Ratusan meter, dan itupun tak menyudahi penderitaannya.

Setiba ditepian, mereka disambut gerombolan polisi yang stanbay menyambut Tenaga Kerja Indonesia ( TKI) Ilegal. Mereka lantas berlari layaknya binatang yang kabur dari sangkar.

Peria yang akrab disapa Ileks akhirnya tertangkap bersama Kamil (Paman yang dipercaya membimbingnya) " Saya kira, hanya kami berdua yang ditangkap, nyatanya 99 orang itu pun berkumpul disatu tempat yaitu tahanan". Terangnya.

Delapan bulan bukanlah waktu singkat bagi orang yang hidup dalam kerangkeng besi, namun bagi putra dari pasangan Al-Marhum Mahyun dan H. Mustirat ini justru sebaliknya, pasalnya selama dalam kurungan ia justru dipercaya sebagai pengawal tahanan cadangan " Mungkin karena saya paling mungil, lantas penjaga penjara tak tega memberi hukuman berat" kenangnya.

Atau bisa jadi pengaruh Ilmu sabar pemberian Al-Marhum bapak" tambanya disela cerita pengalaman menggurui bapaknya ilmu kedikjayaan.

Tahun 2000 bagi Suami Mahrim adalah awal kebangkitan mengenyam pendidikan setelah beberapa tahun terlunta-lunta tanpa tujuan. Singkatnya di tahun itu ia menamatkan pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas ( SLTA ) di Madrasah Aliyah Nurul Hakim Kediri.

Bermodalkan Ijazah MA dan pengalaman, Pria yang dijuluki tabib kambing ini menikahi Mahrim tahun 2005. Mahrim, baginya bukan sekedar isteri namun  sebagai penyemangat hingga namanya bertambah M. Si.

Ayah dari 4 bersaudara yaitu Erin Hidayati, Ilkiya Mahira Zahida, Nawa Imam Gazali, dan Almarhum Moh. Asim Asary (Meninggal masih bayi) pernah dibilang stres oleh isterinya karena hendak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Beruntung, Mahrim orangnya penurut dan tak kenak putus asa, Keinginannya pun diiyakan tapi dengan satu syarat " Kakak, boleh kuliah asal buatkan saya rumah sederhana, agar tidak lagi nebeng di gedung milik yayasan" Tawar perempuan berparas cantik itu.

Jadi tamatan perdana di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Nurul Hakim Kediri, Tak membuatnya puas dalam mengali Ilmu, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Islama (SMKI) Sirajul Huda Paok Dandak sejak pertama berdiri yaitu tahun 2011 ini justru makin semangat.

Ia melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan tentunya dengan biaya mahal yaitu S 2. Lagi-lagi keberuntungan itu menghampirinya,  Nurul hakim saat itu dipercaya buka kelas jauh cabang Malang " Dan saat itu, isteri saya kembali menuntut janji dibuatkan rumah" katanya sambil cengengesan karena belum bisa penuhi janji.

Setamat S2 dengan menyandang gelar M. Si, pria yang murah senyum ini menggeluti usaha Tembakau sambil menjadi kepala SMKI, dengan niat mulianya memenuhi janji kepada isterinya. dan akhirnya hutang janji yang selama ini diidamkan isterinya dapat dipenuhinya.

Dan perwujudan permintaan Mahrim yang dulu meminta rumah bertiang bambu, berdindingkan pagar, dan beratap Ilalang justru berbalik drastis yaitu rumah permanen lengkap dengan isinya " Alhamdulillah berkat sabar,  akhirnya Allah menjawab Do'a kami" katanya berbinar nyaris meneteskan air mata. (Shi)

Previous
Next Post »