Harap tinggalkan pesan

Celotehan Menyambut Pagi



Catatan Pinggir-TuturNTB-Selasa, (08/05) bagiku merupakan waktu yang cukup getir, dimana tersaji sejumlah agenda tak berjadwal harus dilalui.

Sebangun tidur, pekerjaan wajib telah menanti yaitu menimba air untuk kebutuhan keluarga. Sekira 6 bulanan lalu hal tersebut sempat raib dari sederet rutinitasku karena M. Suhaidi adik paling kecil memebeli mesin pimpa air bekas.

Kebutuhan keluarga akan air terasa sungguh telah terpenuhi, namun kenyanan itu hanya terasa beberapa bulan maklum bekas akhirnya kembali ke alam asalnya yaitu menjadi rosokan.

Lupakan masalah nimba air. Kembali ke deretan aktifitas tak beraturan. Usai sarapan saya kembali teringat dengan kebutuhan rumah tangga yang kian menuntut segera terpenuhi. Dompet dan celengan terpaksa harus jadi sorotan utama untuk harapan keberlangsungan hidup, namun sayang hal tak disangka itu harus diterima, ke duanya kosong.

Upaya lain kembali dilanjutkan, mengingat setiap tanggal 7 setelah Surat Keputusan (SK) diterbitkan saya selalu mendapatkan honor namun kali ini, hingga tanggal 8 pun tak kunjung tiba.

Oh ya, saya disitu dicatat sebagai anggota kesektariatan Panitia Pemungutan Suara ( PPS) Durian, Kecamatan Janapria, Kabupaten Lombok Tengah Bagian Logistik.

Harapan itu tak pupus begitu saja, pasalnya bisa jadi bendaharanya lupa atau belum sempat artinya waktu hari ini masih panjang untuk melakukan usaha lain.

Kembali mengitari celoteh-celoteh buah pikiran tentang rangkaian agenda hari ini. Saya memutuskan untuk duduk disebuah paling tengah diantara sekian tiang yang berdiri kokoh menyanggah tegaknya Berugak Baca yang ada di Pondok Pesantren Sirajul Huda Paok Dandak di Desa Durian.

Ditengah kreatifitas otak saya meracik tulisan ini, terlintas kalau nanti sore ada undangan Rapat Pembentukan Pokdarwis Desa Durian, namun hal tersebut hanyalah ingatan yang tak terlalu penting karena didepan saya sebuah buku Best Seler berjudul " Inspirasi Dan Spirit menjadi Manusia Luar Biasa " memaksa fokus saya tertuju padanya.

Buku yang ditulis Iwan Wahyudi ini mengajak pembaca terpaksa harus menyelami setiap detik yang terlewatkan dalam hadup, baik masa lalu ataupun yang akan datang.

Bayangkan ! Disetiap judul tulisannya menunjukkan bahwa ulasannya adalah realita hidup yang tentunya pasti memiliki kesamaan dengan varian hidup pembaca.

Ratusan judul tulisan yang tertera didalamnya adalah catatan singkat yang pernah dipublikasikan di Akun Media Sosial pribadinya seperti Facebook, blog, dan Web.

Sebelum terlalu jauh, saya ingatkan bahwa masih banyak ulasan terkait Aktifitas tak beraturan akan diulas.(Shi)
-Bersambung....

Previous
Next Post »