Harap tinggalkan pesan

Kisah Inspiratif. Status Yatim Bukanlah Hambatan Jadi Orang Sukses



H. Subhunnuri, akrab disapa Bung Nuri, lahir di rumah kumuh di Mataram. Ia sejak kecil sudah menyandang status yatim, sehingga tentu sangat merindukan sesosok pigura sang ayah, namun nasib berkata lain jangankan memeluk melihatnya pun tidak pernah.
Semenjak kecil, ia melewati kehidupannya dalam lingkungan miskin dan penuh diskriminasi, hingga ia sama sekali tidak bisa melihat harapan masa depannya.

Ketika ia berusia belas tahun, ia sudah mulai bekerja layaknya orang dewasa untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari, prinsipnya  apapun yang dikerjakannya selama itu halal yang penting ada untuk makan.

Setelah beranjak dewasa, ia mulai beralih profesi menjadi tukang ojek di kawasan Stanplat Suweta, namanya nyari Rezki lewat ojek kadang ada kadang tidak namun hal itu tidak membuatnya patah semangat, justru baginya semakin susah perjalanan hidup maka makin mendewasakannya.

Seiring berjalannya waktu ia kembali beralih profesi menjadi makelar Sepeda Motor, terkadang juga mobil kalau ada yang membutuhkan jasanya, hal itu dilakukannya bertahun namun tetap saja belum mampu memperbaiki rumah huniannya yang lebih layak dibilang kandang itik saking kumuhnya.

Bahkan menurut cerita, ia juga sempat menjadi seorang tenaga kerja keluar negeri namun itu masih samar-samar karena sumbernya belum jelas.

Hidup susah adalah guru baginya, dimana setiap dera dan cobaan yang menghampirinya mampu dilewatinya, kini semua orang sudah mengenal. Kini ia hidup dengan gelimangan harta, rumah megah bahkan punya vila sendiri, mobil mentereng dan lain sebagainya yang ketika dikunjungi oleh orang baru tentu dikiranya Ia keturunan orang berada sejak kecil.

Meskipun hidupnya kini sudah bergelimpangan harta namun hal itu tidak membuatnya sombong atau lupa daratan, malah membuatnya semakin rendah diri, makin ramah, makin sopan, bahkan sangat Darmawan.

Ingatannya sangat kuat terhadap rekan-rekan seperjuangannya termasuk rekanan Ojek beberapa tahun silam. Suatu saat ia mengajak kawan lamanya berkumpul untuk menukik kembali kisah sedih yang dilaluinya, ia mengajak temannya untuk berkeliling mengitari tempat-tempat bersejarah dalam hidupnya yang kini nyaris tak dikenalinya karena sudah disulap menjadi berbagai bangunan " dimana pohon Ketapang, dimana pohon beringin?" Tanyanya pada temannya yang satu mobil saat berkeliling.

Bersambung.....! (Gilank)Bagikan Jika Anda Peduli NTB
Previous
Next Post »