Harap tinggalkan pesan

Warga Keluhkan Pengerjaan Jalan, Baru Dua Bulan Kok Retak

Lombok Tengah-tuturntb-
Melihat banyaknya keretakan yang terdapat dibeberapa titik di jalan Pemantek, Beleke, Prako, ini tentu jadi pemicu kekhawatiran warga, maka atas dasar itu berbagai elemen masyarakat  mendesak Dinas PU Lombok Tengah melakukan tinjau ulang terhadap badan jalan di jalan prako beleke. Pasalnya, jalan tersebut belum dua bulan selesai di kerjakan tetapi sudah retak Dan pinggir jalan yang seharus nya di rabat sampai saat ini masih terbngkalai dan berlubang,Belum lagi jalan yang baru selesai dikerjakan telah pecah dan retak dimana mana,
Jalan yang baru di bangun Retakan tersebut dikhawatirkan akan menjadi pemicu bertambahnya patahan baru di titik-titik badan jalan tersebut.
Hal ini dilontarkan tokoh pemuda dan masyarkat di dua desa, saat ditemui wartawan di lokasi jalan, "Kalau tidak Tinjau ulang daya tahan jalan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dan dalam waktu tidak lama lagi seluruh badan jalan yang baru diaspal akan rusak. Akibatnya pengaspalan jalan yang diharapkan bertahan sedikit lama  malah tidak tercapai. Yang rugi kembali masyarakat dan pengusaha yang melintasi jalan di sini," katanya,
Dari pengalaman yang dirasakan Tokoh ini selama ini, kerusakan jalan yang baru di buat   kerap tidak diperhatikan oleh instansi terkait. Padahal menurut dia akses Jl. Prako Pemantek Beleke merupakan salah satu jalur utama untuk kegiatan ekonomi oleh masyarakat
Sahnun Kalam berharap agar Dinas PU tidak melakukan upaya melindungi pengusaha yang mengerjakannya. Sebab menurut dia, kerusakan jalan yang baru dikerjakan kontraktor selalu berulang akibat kurang tegasnya instansi terkait atas kesalahan serta kerusakan yang timbul, "Akibatnya kontraktor tidak terlalu pusing dengan kualitas pekerjaannya. Ini tidak boleh terjadi lagi," tandasnya.
Terpisah, kepala Dusun Pemantek Bat daye Rois Yustisio  mengatakan, retakan pada badan jalan lebarnya yang lebih dari 5 mm, dapat disebabkan oleh perencanaan yang salah atau proyek dikerjakan tidak sesuai dengan perencanaan.
"Baik dari kualitas maupun kuantitas yang dituangkan di dalam dokumen kontrak. Keduanya saling berhubungan. Kalau perencanaan salah, otomatis pelaksanaannya salah. Atau perencanaannya benar, tetapi pelaksanaannya yang salah. Jika pelaksanaan yang salah tentu perlu ditelisik lebih dalam apakah pengawas proyek tersebut memiliki kompetensi mengawasi proyek. Jangan-jangan hanya orang suruhan," kata Kadus Muda ini,
(Shi)